Peringatan Santo dan Santa Pelindung Hari Ini, Sabtu 23 Agustus 2025

kompasia.com -populer!, MAUMERE –Perhatikanlah peringatan Santo dan Santa Pelindung hari ini, Sabtu 23 Agustus 2025.

Santa Rosa dari Lima, Perawan.

Isabella de Flores, yang dikenal sebagai Rosa da Lima, lahir di kota Lima, Peru, pada tanggal 20 April 1586.

Putri termuda dari pasangan Gaspar Flores dan Maria Olivia ini sangat menawan, sehingga ibunya memberinya nama ‘Rosa’ yang artinya ‘bunga mawar’.

 

Nama ini secara spontan diberikan oleh Uskup Agung kota Lima ketika Isabella menerima Sakramen Krisma. Namun nama yang manis ini justru bertolak belakang dengan gaya hidup yang keras yang ia terapkan demi ikut serta dalam penderitaan Kristus. Ketika Rosa masih kecil, orangtuanya yang berdarah Spanyol dan tergolong kaya itu.

Sayangnya, akhirnya mereka menjadi miskin karena usaha dagang yang dijalankan ayahnya bangkrut. Ketika Rosa menginjak masa remaja, ia terpaksa bekerja membantu orangtuanya. Selain bekerja di kebun, ia juga menjahit untuk mendapatkan uang tambahan demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Dalam perjalanan hidup berikutnya, Rosa merasakan suatu perasaan dalam yang mendorongnya untuk menjalani cara hidup tertentu yang mengikuti jejak Yesus. Ia tidak mampu menahan perasaan batin itu, sehingga akhirnya ia memulai gaya hidup khusus tersebut.

Ia berpuasa tiga hari dalam seminggu dan menghindari konsumsi buah-buahan. Wajahnya yang indah sering ia tutupi dengan kapur agar terlihat kurang menarik. Sebaliknya, orangtuanya telah merencanakan pernikahannya dengan seorang pemuda yang mereka sukai. Selama 10 tahun ia berjuang keras untuk menolak keinginan orangtuanya agar tidak dinikahkan dengan pemuda tersebut.

Saat tekanan dan paksaan dari orangtuanya mencapai puncaknya, Rosa segera berjanji untuk menjalani kehidupan perawanan dan bergabung dengan ordo ketiga Santo Dominikus. Seperti biasanya, ordo ketiga tidak mengharuskan anggotanya tinggal di dalam biara; justru membiarkan mereka terus hidup di tengah masyarakat. Rosa tetap tinggal bersama orangtuanya sambil tekun menjalani panggilannya.

Rosa mendirikan sebuah penginapan di kebunnya dan tinggal di sana sebagai seorang biarawati hingga berusia 28 tahun. Gaya hidup Rosa sangat ketat. Ia lebih sering menghabiskan waktunya untuk berdoa dan bertapa. Di malam hari, ia hanya tidur selama dua jam. Ia tidur di atas tempat tidur yang diberi pecahan kaca. Tudung kepalanya sangat kasar; makanannya sangat sedikit, hanya roti yang bisa bertahan selama dua hingga tiga minggu. Puasa dan pantang yang berat ini menyebabkan tubuhnya menjadi sangat lemah.

Rosa dianggap sebagai perempuan yang sangat suci dengan gaya hidup yang luar biasa. Gaya hidupnya yang penuh dengan penderitaan diri yang luar biasa sulit ditiru oleh perempuan suci lainnya, bahkan oleh semua orang. Dalam tiga tahun terakhir kehidupannya, Rosa tinggal di rumah Don Gonzalo de Massa, seorang pegawai pemerintah yang istrinya mengenal Rosa dengan baik. Di tempat itulah, Rosa meninggal pada tanggal 24 Agustus 1617 di Lima. Ia dinyatakan sebagai “suci” oleh Paus Klemens X (1670–1676) pada tanggal 12 April 1671.

Santo Filipus Benizi, Pemimpin Iman

Filipus Benizi lahir di Kota Florence, Italia pada tanggal 15 Agustus 1233. Tanggal kelahirannya yang jatuh pada Hari Pesta Santa Maria Diangkat ke Surga menjadi tanda awal dari panggilan hidupnya di masa depan. Ketika masih muda, Filipus menempuh pendidikan di Universitas Paris dan Padua hingga meraih gelar sebagai dokter dan ahli filsafat. Sebagai seorang dokter, ia sangat peduli terhadap orang-orang sakit, khususnya yang miskin dan dalam kondisi sulit. Pasien-pasien yang ditangani olehnya selalu mendapatkan dukungan spiritual dalam menghadapi kesulitan hidup mereka. Selain memberikan pengobatan, Filipus juga selalu berdoa untuk para pasiennya.

Tuhan memiliki rencana khusus bagi Filipus, Ia ingin menjadikannya seorang ‘dokter’ bagi jiwa-jiwa orang-orang percaya. Pada suatu saat ketika menghadiri misa di gereja biara Hamba-hamba Santa Perawan Maria, ia tergerak oleh bacaan Kitab Kisah Para Rasul yang menceritakan tentang perintah Roh Kudus kepada Filipus untuk membaptis seorang pria dari Etiopia. “Bangunlah dan berangkatlah ke selatan, mengikuti jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza… Pergilah ke sana dan dekatilah kereta itu!”

Kata-kata yang diucapkan Roh Kudus terus berdengung dalam hatinya dan mendorongnya untuk melakukan hal yang sama seperti Filipus dalam bacaan tersebut. Akhirnya, ia mengajukan permohonan untuk masuk ke biara Hamba-hamba Maria di Monte Senario. Permohonannya diterima oleh pemimpin biara tersebut. Filipus menjadi seorang bruder di biara itu dan bekerja sebagai tukang masak serta tukang kebun. Pemimpin biara sangat senang dengan dia karena ketekunannya, terutama karena kemampuannya dalam berbagai ilmu dan keahlian berbicara bahasa Latin. Karena semua itu, Filipus akhirnya dikirim untuk belajar teologi agar menjadi imam. Filipus yang rendah hati taat pada rencana pemimpinnya, meskipun ia lebih suka hanya menjadi seorang bruder. Setelah menyelesaikan studi teologinya, Filipus ditahbiskan menjadi imam. Delapan tahun kemudian, ia terpilih sebagai pemimpin tertinggi biaranya. Ia sendiri menolak jabatan mulia itu, namun dalam sebuah penglihatan ajaib, Filipus ditegur oleh Roh Kudus: “Filipus, janganlah engkau melawan Roh Kudus. Aku yang memilih engkau dari dunia ini untuk menjadi gembala bagi kawanan ini.”

Filipus dengan penuh semangat mendirikan tarekat Hamba-hamba Santa Perawan Maria, sambil tetap memperhatikan para orang miskin dan yang dalam kesengsaraan. Suatu hari ia bertemu dengan seorang pengemis kusta yang meminta sedekah kepadanya. Karena ia tidak membawa apa-apa, ia pun melepaskan mantelnya untuk diberikan kepada pengemis tersebut. Namun, anehnya, pengemis itu tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Akhirnya ia menyadari bahwa pengemis itu adalah Yesus yang berwujud sebagai seorang pengemis.

Saat Paus Klemens IV digantikan oleh Filipus Benizi, ia segera pergi ke pegunungan dan tinggal di sana selama tiga bulan hingga terpilihnya Paus baru. Setelah Gregorius X terpilih sebagai pengganti Klemens IV, barulah ia kembali ke biaranya. Dengan dorongan Roh Kudus, ia melakukan perjalanan ke seluruh Eropa dan sebagian Asia untuk berdakwah. Di beberapa wilayah, ia berhasil memperbaiki hubungan yang rusak antara para bangsawan. Ia juga melakukan banyak mukjizat sehingga banyak orang percaya kepada Kristus. Filipus wafat pada tanggal 23 Agustus 1285. Pada tahun 1671, ia dinyatakan sebagai “kudus” oleh Paus Klemens X (1670–1676). (Sumber: imankatolik.com/kgg)

Berita kompasia.com -populer!Lainnya  diGoogle News

538SHARES3kVIEWS
Pimpinan Redaksi
Author: Pimpinan Redaksi

Menulis membaca dan membagikan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x