Ini Dia Guru Bahasa Inggris di Balik Video Zara Disiksa di Mesin Cuci, Ternyata untuk Konten

Penyebab Video Viral Zara Qairina Mahathir Terungkap

Sebuah video yang viral di media sosial menggemparkan publik setelah menampilkan Zara Qairina Mahathir (13), seorang siswi sekolah menengah di Malaysia, yang dikabarkan dibully hingga dimasukkan ke dalam mesin cuci. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa video tersebut hanya untuk konten dan tidak benar adanya.

Sosok di balik pembuatan video tersebut ternyata adalah seorang guru bahasa Inggris. Ia mengakui bahwa video tersebut dibuat semata-mata untuk memperoleh perhatian dan popularitas di platform seperti TikTok. Perbuatan ini telah menciptakan keresahan di kalangan masyarakat, terutama karena banyak netizen percaya bahwa Zara tewas akibat penganiayaan.

Sosok Guru Bahasa Inggris yang Didakwa

Guru tersebut, bernama Siti Hajar Aflah Sharuddin (39), resmi didakwa di pengadilan setelah dituduh menyebarkan berita hoaks terkait kematian Zara Qairina Mahathir. Menurut laporan dari berbagai sumber, ia menyebarkan informasi bahwa Zara meninggal setelah dimasukkan ke dalam mesin cuci. Informasi ini disebarkan melalui akun media sosialnya, @SHA_Abrienda.

Siti Hajar mengklaim bahwa ia mendapatkan informasi tersebut dari seorang anggota polisi saat berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Meski begitu, pihak berwenang tetap menilai tindakannya sebagai tindakan tidak bertanggung jawab, terutama karena kasus tersebut masih dalam penyelidikan.

Pada sidang pengadilan, Siti Hajar dengan tenang menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Ia kini menghadapi ancaman hukuman hingga dua tahun penjara atau denda, sesuai dengan Pasal 505(b) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Menteri Dalam Negeri Mengonfirmasi

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, sebelumnya mengonfirmasi bahwa guru tersebut mengakui bahwa klaim yang disebarkan hanya untuk membuat konten TikTok. Ia menilai tindakan tersebut sangat tidak bertanggung jawab, karena menciptakan keresahan publik di tengah kasus yang masih dalam penyelidikan.

Penyelidikan atas kematian Zara Qairina fokus pada tiga elemen utama: intimidasi, pengabaian, dan pelecehan seksual. Menteri Saifuddin menjelaskan bahwa kepolisian telah menyerahkan seluruh dokumen penyelidikan kepada Kamar Jaksa Agung (AGC) setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk pengambilan keterangan dari 195 saksi.

Kasus Bullying dan Pengabaian

Selain bullying, penyelidikan juga mengungkap adanya unsur pengabaian dari pihak sekolah. Zara sebelumnya pernah mengajukan keluhan resmi kepada pihak sekolah namun tidak mendapatkan penanganan yang memadai. Selain itu, dugaan pelecehan seksual juga menjadi salah satu fokus penting dalam proses penyelidikan.

Keputusan mengenai langkah hukum selanjutnya kini berada di tangan AGC. Namun, Menteri Saifuddin menegaskan bahwa proses penyelidikan yang telah dilakukan dapat menjadi landasan transparan bagi semua pihak dalam mengungkap kebenaran.

Lima Gadis Remaja Diduga Terlibat

Sebanyak lima gadis remaja dianggap sebagai pelaku bullying yang menyebabkan kematian Zara Qairina. Jaksa Agung Malaysia, Tan Sri Mohd Dusuki Mokhtar, mengatakan bahwa kelima remaja tersebut akan didakwa terkait dugaan pembullyan dalam kasus kematian tragis Zara Qairina.

Awalnya, kasus ini diklasifikasikan sebagai kematian mendadak akibat terjatuh. Namun, arah penyelidikan mulai berubah ketika muncul sebuah klip audio berdurasi 44 detik di internet. Dalam rekaman tersebut, terdengar suara Zara menangis sambil berbicara dengan sang ibu tentang seorang kakak kelas yang ia sebut sebagai “Kak M”.

Kelima remaja yang akan didakwa berusia di bawah 18 tahun, dan proses hukum akan dilangsungkan di Pengadilan Remaja Kota Kinabalu. Mereka akan dijerat dengan Bagian 507C(1) KUHP Malaysia, yakni pelanggaran terkait komunikasi yang mengancam, kasar, atau menghina.

Pentingnya Verifikasi Informasi

Kasus kematian Zara Qairina Mahathir menyita perhatian publik Malaysia dan memicu desakan agar pemerintah lebih tegas dalam menangani kasus bullying, pengabaian, maupun pelecehan seksual di lingkungan sekolah. Tindakan ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak mudah percaya pada video atau berita yang bombastis. Sebaiknya lakukan kroscek atas berita atau informasi yang didapatkan.

598SHARES7.7kVIEWS
Pimpinan Redaksi
Author: Pimpinan Redaksi

Menulis membaca dan membagikan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x