Bagi banyak orang, proses menurunkan berat badan bisa terasa sangat menantang. Banyak cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya dengan menggunakan obat penurun berat badan. Salah satu jenis obat yang populer adalah GLP-1 receptor agonist, yang awalnya dikembangkan untuk mengatasi diabetes. Namun, seiring waktu, obat ini terbukti efektif dalam membantu seseorang menurunkan berat badan secara signifikan.
Namun, tidak semua orang merasakan hasil yang sama. Meski ada yang berhasil menurunkan berat badan, beberapa orang justru merasa kecewa karena obat tidak memberikan hasil yang diharapkan. Hal ini memicu pertanyaan: apa penyebabnya? Berikut beberapa faktor yang mungkin menyebabkan obat diet tidak bekerja seperti yang diharapkan.
Pada tahap awal penggunaan obat, banyak orang mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan. Namun, setelah beberapa waktu, penurunan berat badan bisa melambat atau bahkan berhenti. Kondisi ini dikenal sebagai plateau. Jika ini terjadi, bukan berarti obat sudah tidak efektif. Hanya saja, tubuh mungkin perlu penyesuaian, seperti peningkatan dosis atau perubahan pola makan dan olahraga.
Dosis obat juga menjadi faktor penting dalam efektivitasnya. Studi menunjukkan bahwa penggunaan dosis lebih tinggi dari GLP-1 dapat meningkatkan penurunan berat badan. Misalnya, penggunaan 1,7–2,4 mg semaglutide atau 3 mg liraglutide selama setahun terbukti lebih efektif dibandingkan dosis yang lebih rendah. Namun, peningkatan dosis tidak selalu menjamin hasil yang baik dan harus dilakukan dengan hati-hati.
Obesitas tidak hanya disebabkan oleh faktor individu, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan, sosial, dan ekonomi. Akses terhadap makanan sehat, kesempatan berolahraga, dan kondisi komunitas bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk menurunkan berat badan. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih holistik diperlukan untuk mengatasi masalah obesitas secara efektif.
Tidur yang buruk dan stres dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, terutama hormon lapar. Kurang tidur sering kali membuat seseorang merasa lebih lapar dan cenderung menyimpan lemak. Selain itu, kurang istirahat juga membuat seseorang lelah dan kurang memiliki energi untuk berolahraga atau menjaga pola makan.
Masalah hormonal seperti menopause, masalah tiroid, atau gangguan adrenal bisa membuat penurunan berat badan menjadi sulit. Beberapa gejala seperti kelelahan, rasa panas, kesulitan tidur, dan perubahan kulit bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon. Jika ini terjadi, diperlukan evaluasi medis untuk menemukan solusi yang tepat.
Kepatuhan penggunaan obat sangat penting dalam mencapai hasil yang optimal. Jika pengobatan dihentikan di tengah jalan, berat badan bisa kembali naik. Selain itu, efek samping seperti mual atau muntah bisa membuat seseorang menghentikan penggunaan obat sebelum mencapai tujuan.
Beberapa kondisi kesehatan, seperti diabetes tipe 2 atau penggunaan obat psikiatrik tertentu, bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk menurunkan berat badan. Contohnya, penggunaan insulin bisa menyulitkan penurunan berat badan, sedangkan beberapa obat psikiatrik bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Jika Anda merasa obat diet tidak bekerja, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa mengevaluasi situasi Anda dan memberikan rekomendasi yang sesuai, termasuk penyesuaian dosis atau penggunaan obat alternatif. Dengan pendekatan yang tepat, penurunan berat badan bisa dicapai secara efektif dan berkelanjutan.
Menulis membaca dan membagikan
