Mitos atau Fakta? Pengaruh Weton pada Kesehatan Didedah

kompasia.com– Selama beberapa tahun terakhir, isu weton kembali menjadi perbincangan di dunia media sosial Indonesia. Mulai dari mencari ‘hari yang baik’ untuk menikah, hingga mengevaluasi kesesuaian pasangan dan karier.
Weton sering dianggap memiliki ‘jejak’ terhadap takdir, sifat, bahkan kesehatan.
Pertanyaannya adalah, apakah weton memang berkaitan dengan potensi penyakit atau kekebalan tubuh seseorang, atau ini hanya mitos yang terasa nyata karena pengaruh sugesti?
Apa Itu Weton Secara Singkat dan Jelas
Dikutip dari situs Javanologi, weton secara singkat merujuk pada gabungan antara hari lahir (Senin hingga Minggu) dengan pasaran dalam kalender Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).
Kombinasi ini sering digunakan dalam tradisi untuk mengidentifikasi momen penting. Mulai dari kelahiran, sunat, pindah rumah, hingga pernikahan.
Weton dikenal sebagai bagian dari sistem perhitungan tanggal yang menggabungkan siklus tujuh hari dan lima pasar.
Penjelasan ini menjadikan weton sebagai sistem budaya dan penanda waktu, bukan alat ukur medis.
Mengapa Banyak Orang Merasa Tertimpa Masalah dalam Bidang Kesehatan?
Dikutip dari situs Healthline, ketika seseorang percaya pada sesuatu, pikiran mereka dapat memengaruhi kondisi tubuh mereka.
Berikut adalah beberapa variasi dari kalimat tersebut: 1. Ini dikenal sebagai placebo (harapan positif menghasilkan gejala yang baik) dan nocebo (harapan negatif menyebabkan gejala yang buruk). 2. Yang dimaksud dengan placebo adalah ketika harapan positif memicu gejala yang baik, sedangkan nocebo merujuk pada harapan negatif yang menghasilkan gejala yang buruk. 3. Placebo merujuk pada situasi di mana harapan positif menghasilkan gejala yang baik, sementara nocebo terjadi ketika harapan negatif memicu gejala yang tidak baik. 4. Istilah placebo digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana harapan positif berdampak pada gejala yang baik, sedangkan nocebo menggambarkan dampak negatif dari harapan buruk. 5. Placebo adalah fenomena di mana harapan positif menciptakan gejala yang baik, sedangkan nocebo merupakan kebalikannya, yaitu gejala buruk yang muncul dari harapan negatif.
Dalam kejadian nocebo, seseorang dapat mengalami gejala fisik yang nyata karena mereka memprediksi hal negatif, meskipun pemicunya bersifat netral.
Nocebo dijelaskan sebagai ‘kebalikan’ dari placebo dan telah terbukti mampu memperparah rasa sakit, mual, pusing, hingga kelelahan hanya karena harapan yang negatif.
Selain itu, manusia cenderung mengingat contoh yang sesuai dengan keyakinan mereka dan melupakan yang tidak sesuai.
Ketika prediksi menyebut ‘berisiko gangguan pencernaan’, sekali perut terasa sakit langsung dianggap sebagai bukti, sementara hari-hari sehat tidak dihitung.
Kemudian, kalimat yang bersifat umum seperti ‘mudah capek’ menjadi lebih mudah dianggap relevan oleh banyak orang. Efek psikologis ini membuat prediksi terasa ‘tepat sasaran’.
Secara keseluruhan, pikiran memengaruhi cara tubuh mempersepsikan sesuatu. Oleh karena itu, pernyataan kesehatan yang terdengar masuk akal belum tentu menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Apakah Ada Bukti Ilmiah yang Menunjukkan Pengaruh Weton terhadap Kesehatan?
Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang kuat yang menunjukkan bahwa kombinasi hari pasaran kelahiran secara langsung menyebabkan penyakit tertentu.
Weton merupakan kerangka budaya, bukan faktor biologis seperti genetika, kebiasaan makan, paparan polusi, kebiasaan tidur, atau akses layanan kesehatan.
Sebaliknya, penelitian psikologi dan kesehatan menunjukkan bahwa harapan positif maupun negatif dapat memengaruhi gejala.
Ini penting untuk menjelaskan mengapa beberapa orang merasa ‘lebih sering sakit’ setelah membaca prediksi yang menakutkan.
Dikutip dari laman Healthline, konsep nocebo menggambarkan situasi di mana pikiran kita memprediksi hal negatif, sehingga tubuh merespons dengan cara yang memperparah gejala, seperti meningkatkan rasa sakit atau pusing.
Dengan kata lain, bukan hari kelahiran yang ‘menyebabkan’ sakit, melainkan cara kita memahami informasi dapat memengaruhi bagaimana tubuh merasakan kondisi tersebut.
Hubungan antara Weton dan Kesehatan Kontemporer
Menghargai adat istiadat tidak selalu bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Terdapat beberapa metode ‘keseimbangan’ yang cerdas dan sesuai dengan era saat ini.
Weton dapat dijadikan sebagai cerminan, bukan putusan. Manfaatkan weton untuk melakukan refleksi diri, mengatur niat yang baik, memperbaiki kebiasaan, serta memperkuat hubungan.
Weton tidak dimaksudkan untuk membuat seseorang takut dengan risiko penyakit tertentu. Ingat, dari sudut pandang budaya, weton memang telah lama digunakan sebagai penanda hari-hari penting.
Saat muncul keluhan kesehatan, segera lakukan pemeriksaan medis. Budaya dapat menjadi identitas dan pegangan hidup, namun diagnosis serta pengobatan berada dalam wilayah tenaga kesehatan.
Kemudian, membaca daftar ‘larangan’ yang menakutkan bisa memicu efek nocebo sehingga harapan negatif menyebabkan gejala terasa lebih parah.
Metode komunikasi harus seimbang, berfokus pada pencegahan nyata seperti pola makan, olahraga, tidur, dan pengelolaan stres, bukan pada ‘diagnosis’ lahir.
Cara Bijak Menggunakan Konten Weton Agar Tidak Terciduk Dampak Negatif Nocebo
Konten weton dapat dinikmati sebagai warisan budaya karena menarik untuk dibicarakan sekaligus memperkuat rasa identitas. Namun, jangan dianggap sebagai dasar pengobatan.
Terlalu sering membaca ‘peringatan’ dapat menciptakan harapan negatif, yang akhirnya memperparah gejala. Pilih sumber yang seimbang dan informatif.
Alih-alih hanya memperhatikan kapan rasa sakit muncul yang dapat meningkatkan kesadaran terhadap gejala, seimbangkan dengan kebiasaan baik seperti durasi tidur, jumlah langkah harian, konsumsi buah dan sayur, hidrasi, serta waktu istirahat.
Jika keluhan berlangsung terus-menerus atau mengganggu kegiatan sehari-hari, segera kunjungi dokter. Data objektif seperti tekanan darah, pemeriksaan laboratorium sederhana, serta penilaian dokter merupakan panduan terbaik.
Jadi, mitos atau benar adanya?
Mitos yang menyatakan bahwa kombinasi hari pasaran kelahiran menyebabkan penyakit tertentu secara biologis. Tidak ada dasar ilmiah yang mendukung pernyataan sebab-akibat semacam itu.
Weton merupakan sistem kalender dan tradisi budaya yang penuh makna, bukan faktor medis.
Menjadi ‘fakta psikologis’ jika yang dimaksud adalah keyakinan dan harapan kita mengenai kesehatan dapat memengaruhi cara kita merasakan gejala.
Efek nocebo menunjukkan bahwa harapan negatif bisa memperparah gejala. Hal ini menjadi alasan mengapa beberapa orang merasa ramalan kesehatan terkait weton ‘benar-benar terbukti’.
Kesimpulannya, weton dan kesehatan bisa ‘berkaitan’ melalui cara kita memahami data, bukan melalui proses biologis yang biasa.
Menghargai adat istiadat merupakan hal yang penting, namun mengelola harapan dengan bijak juga sama pentingnya agar kita tidak secara tidak sadar ‘menciptakan’ keluhan akibat kecemasan.
Weton merupakan gabungan antara hari lahir dan pasaran dalam kalender Jawa. Penggunaannya berasal dari tradisi dan penandaan tanggal-tanggal penting, bukan sebagai ukuran medis.
Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa weton memengaruhi munculnya penyakit tertentu.
Dikutip dari situs Healthline, efek nocebo menjelaskan bagaimana harapan negatif dapat memperburuk gejala fisik. Itulah mengapa klaim bahwa ‘weton tertentu rentan sakit’ bisa terasa nyata bagi sebagian orang.
Weton sebaiknya dihadapi dengan bijak. Nikmati weton sebagai kearifan budaya, dan serahkan masalah kesehatan kepada bukti medis serta gaya hidup yang sehat.
🔥 Postingan Populer
- 7 Fakta Gempa Bumi di Rusia: Dari Kamchatka hingga Ancaman Tsunami
- Indonesia Luncurkan Kampanye Pariwisata Regeneratif: Dorong Lingkungan Pulih, Komunitas Bangkit
- Edukasi Sistem Parkir Wisata Non-Tunai bersama KelolaWisata.com : Solusi Digital untuk Pengelolaan Wisata Modern
- MSM Parking: Solusi Terbaik untuk Manajemen Parkir di Indonesia
- Manless Ticket Dispenser Standar Internasional: Spesifikasi Lengkap