Ruslan Buton, Mantan Perwira TNI AD, Dikirimi Video Satria Kumbara Terluka Parah Akibat Serangan Drone

kompasia.com -populer!Kondisi terkini mantan marinir TNI AL Satria Arta Kumbara dijelaskan oleh Ruslan Buton.

Di dalam video TikTok yang ia unggah, Satria Kumbara mengalami cedera serius setelah diserang oleh drone dan mortir Ukraina.

Video yang memperlihatkan keadaan Satria Kumbara diunggah oleh Ruslan Buton melalui akun TikToknya pada Kamis (21/8/2025).

Ruslan Buton dalam video unggahannya menjelaskan bahwa komunikasinya dengan Satria terjadi pada hari Rabu, 20 Agustus 2025, tepat pukul 15.58 WIB.

“Saya berkomunikasi dengan Staria Arta Kumbara melalui pesan WhatsApp,” katanya.

Ruslan Buton mengatakan bahwa Satria sedang dalam proses evakuasi akibat cedera parah di bagian kepala.

Satria disebutkan oleh Ruslan, bukan hanya menghadapi serangan drone, tetapi juga menerima tembakan mortir yang terus-menerus.

“Saudara Sartria Arta Kumbara mengalami luka akibat percikan peluru dan kepalanya penuh dengan luka,” kata Ruslan Buton.

Ruslan Buton, yang merupakan seorang Satria, juga memohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia agar dapat selamat dari situasi tersebut.

Saat mengetahui keadaan Satria, Ruslan Buton mengakui telah berusaha menghubunginya melalui panggilan video, tetapi statusnya hanya menelpon, tidak berbunyi.

“Lalu saya kirim pesan suara, juga hanya centang satu,” tambahnya.

Ruslan Buton berharap Satria Arta Kumbara mampu bertahan dalam pertempuran itu.

“Kami juga berharap pemerintah dapat membantu saudara Satria Arta Kumbara untuk kembali bersatu dengan keluarganya,” ujar Ruslan Buton.

Lalu siapa Ruslan Buton yang berkomunikasi dan memberi tahu keadaan Satria Arta Kumbara?

Sosok Ruslan Buton

Ruslan Buton adalah mantan prajurit TNI AD.

Ia dikeluarkan dari TNI akibat terlibat dalam kasus pembunuhan.

Ruslan Buton dikeluarkan pada tahun 2018 lalu.

Laki-laki yang lahir pada 4 Juli 1975 ini menjabat pangkat terakhir di TNI AD sebagai Kapten Infanteri.

Ruslan Buton diamankan oleh petugas kepolisian, pada hari Kamis (28/5/2020).

Saat itu, Ruslan ditangkap di Jalan Utama, Pasar Wajo Wasuba Dusun Lacupea, Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Dulunya, Komandan Kompi dan Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau pernah terlibat dalam kasus pembunuhan seorang warga sipil bernama La Gode, pada 27 Oktober 2017.

Pada masa itu, pengadilan militer Ambon memberikan hukuman kurungan selama satu tahun sepuluh bulan.

Ia kemudian diangkat mundur dari anggota TNI AD pada 6 Juni 2018.

Mengamati masa hukumannya, Ruslan Buton kini telah dibebaskan.

Tokoh Ruslan Buton pernah menjadi perbincangan hangat ketika mengirim surat yang berisi permintaan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundurkan diri dari jabatannya.

Seseorang yang pernah menjadi anggota TNI selanjutnya dijemput oleh polisi dan terkena tuntutan hukum atas penyebaran berita palsu.

Saat itu, sikapnya tidak berubah. Ruslan Buton tetap bersikeras agar Jokowi mengundurkan diri dari posisi presiden.

Bahkan Ruslan Buton menyatakan siap mengikuti aksi demonstrasi yang digelar ramai pada Senin 11 April 2022 lalu.

“Di negara ini, menjadi sebuah kekhawatiran atau catatan khusus bahwa kita sudah tidak lagi menemukan istilah kejujuran, kebenaran, dan keadilan,” ujar Ruslan Buton.

Ruslan Buton menyampaikan hal tersebut saat berdiskusi dengan Refly Harun yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Refly Harun pada Kamis (7/4/2022).

Seperti dikutip dari Tribun Jabar dalam artikel berjudul ‘Ingat Kapten TNI Ruslan Buton Berani Minta Jokowi Mundur? Siap Bergabung Dengan Demo 11 April, Ini Informasinya!’.

Mendengar pernyataan Ruslan, Refly H merasa terkejut.

“Uh, sampai seburuk itu ya,” kata Refly Harun.

Menurut Ruslan Buton, kejujuran di Indonesia hanya berupa wacana belaka.

“Benar. Di mana sekarang kita bisa menemukan kejujuran? Mari kita mencari kebenaran dan keadilan,” tambah Ruslan.

Kesucian, kebenaran, dan keadilan di negara ini hanya sebatas wajah luar.

“Semua hanya berdasarkan nama casingnya saja, jujur, benar, dan adil, tetapi pelaksanaannya tidak ada. Ini sangat mengkhawatirkan,” kata Ruslan.

Refly harus segera bertanya berapa jumlah anggota Ruslan yang akan turun dalam aksi demonstrasi pada 11 April 2022.

“Saya tidak perlu menyampaikannya di sini. Artinya sebagai warga negara yang nanti bisa hadir, harus hadir,” jelas Ruslan.

Di hadapan Refly Harus, Ruslan menegaskan dirinya akan menghadiri aksi demonstrasi tersebut.

Ruslan Buton dikenal telah membentuk kelompok yang terdiri dari mantan anggota TNI dari tiga cabang, yaitu darat, laut, dan udara, yang diberi nama Serdadu Eks Trimatra Nusantara.

Ia kemudian menyebutkan bahwa dirinya adalah Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara.

Menurut Ruslan, yayasan ini berawal dari gagasan para mantan prajurit yang ingin melanjutkan perjuangan mereka dalam melindungi Ibu Pertiwi.

Kelompok ini secara resmi diumumkan pada tanggal 25 Januari 2020.

Kondisi Satria Kumbara

Satria Arta Kumbara, mantan anggota Marinir TNI AL yang bergabung dengan pasukan Rusia dalam pertempuran di garis depan melawan Ukraina, kini mengalami luka berat.

Kondisi Satria diketahui dari video yang diunggah oleh Ruslan Buton, mantan anggota TNI, melalui akun Tiktoknya, pada Kamis (21/8/2025).

Di dalam video tersebut, terlihat kondisi kepala Satria yang dibungkus perban.

Jejak aliran darah yang mengalir dari kepala masih terlihat di bagian pipi sebelah kiri.

Demikian pula pada bagian bibirnya masih terlihat gumpalan darah.

Di dalam video tersebut, dengan kesulitan, Satria mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.

“Dirgahayu Republik Indonesia,”

Semoga, rakyat semakin makmur, tercipta banyak kesempatan kerja yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat,

“Satu kali merdeka, tetap merdeka,” kata Satria.

Video tersebut adalah kiriman Satria kepada Ruslan Buton melalui aplikasi pesan WhatsApp.

Dalam obrolan tersebut, Satria menyatakan bahwa dirinya sedang disergap oleh drone Kamikaze Z dan ditembak oleh mortir.

“Saya sedang dievakuasi mundur sekarang, komandan, tetapi sedang berada di titik poin lain karena drone dan artileri Ukraina sedang bekerja secara maksimal,” tulis Satria.

“Saya masih harus berjalan 10 kilometer lagi menuju titik aman, komandan,” katanya dalam pesan berikutnya.

Setelah itu, percakapan terputus. Terlihat ada riwayat panggilan video dari Ruslan Buton serta pesan suara. Namun tidak ada balasan lagi dari Satria.

(kompasia.com -populer!/Serambinews.com/Kompas.com)

482SHARES4.7kVIEWS
Pimpinan Redaksi
Author: Pimpinan Redaksi

Menulis membaca dan membagikan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x