Kekhawatiran Istri Arya Daru Saat Jasad Suaminya Ditemukan, Penjaga Kos Hilang Kontak

Pengalaman Pita yang Menyedihkan Malam Sebelum Kematian Arya Daru Pangayunan

Pada malam sebelum Arya Daru Pangayunan (ADP), seorang diplomat Kementerian Luar Negeri, ditemukan meninggal dunia, Meta Ayu, istri dari ADP, mengalami kepanikan yang tak terlupakan. Peristiwa ini berawal pada Senin malam, 7 Juli 2025.

Sekitar pukul 21.20 WIB, Pita mencoba menghubungi suaminya melalui WhatsApp. Namun, pesan yang dikirim hanya menunjukkan centang satu, artinya pesan tersebut belum dibaca. Ia mencoba berulang kali, tetapi tidak ada respons. Kekecewaan dan kebingungan mulai menghiasi pikirannya.

Kemudian, ia mencoba menghubungi penjaga kos tempat ADP tinggal, Siswanto, pada pukul 22.23 dan 22.25. Sayangnya, nomor WhatsApp Siswanto tidak aktif. Pita semakin gelisah dan cemas. Rasa panik muncul menjelang dini hari, tepat pukul 00.14 pada 8 Juli 2025, saat Pita memutuskan untuk menghubungi Polsek Menteng.

Ia mencoba menghubungi nomor 02131926390 beberapa kali, bahkan hingga tujuh kali, tetapi tidak ada jawaban. Pita merasa kesal karena tidak mendapatkan bantuan yang diharapkan.

Pukul 00.30 WIB, akhirnya Siswanto mengangkat telepon. Dengan nada penuh kecemasan, Pita meminta agar kamar ADP diperiksa. Namun, pengecekan baru dilakukan pada pagi hari. Sekitar pukul 05.00 WIB, Pita kembali meminta tolong agar Siswanto segera memastikan kondisi ADP. Jawaban yang ia terima adalah bahwa pengecekan akan dilakukan menjelang ADP biasanya berangkat, karena masih gelap.

Pukul 06.00, Pita kembali meminta bantuan. Siswanto kemudian mengabarkan bahwa kamar akan diperiksa sekitar pukul 07.30. Dan pada saat itulah, kabar yang paling ditakuti Pita datang: ADP sudah tidak bernyawa.

Bagi Pita, malam itu adalah rangkaian panjang telepon tak terjawab, pintu yang tertutup, dan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban. Ia hanya ingin memastikan suaminya baik-baik saja, namun justru berakhir dengan kehilangan besar.

Empat Kejanggalan yang Diungkap Keluarga

Kematian ADP masih menyisakan misteri. Pihak keluarga meyakini bahwa ADP bukan meninggal karena mati lemas akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernafasan, seperti pernyataan dari pihak Polda Metro Jaya. Mereka menduga bahwa ADP dibunuh oleh pembunuh profesional.

Tim kuasa hukum pihak keluarga, Nicholay Aprilindo dan Dwi Librianto, menilai bahwa pembunuh profesional menggunakan teknologi canggih. “Jika dikatakan sidik jari dan sebagainya, sekarang pembunuh profesional yang memiliki keahlian khusus menggunakan peralatan canggih, contohnya sarung tangan tanpa jejak, tidak meninggalkan sidik jari,” jelasnya.

Beberapa kejanggalan yang ditemukan pihak keluarga antara lain:

1. Amplop Coklat Berisi Simbol-Simbol

Pada acara pengajian untuk mendiang ADP pada 9 Juli 2025, asisten rumah tangga keluarga menerima sebuah amplop cokelat dari seorang pria tak dikenal. Isi amplop tersebut bukanlah surat, melainkan simbol-simbol yang terbuat dari gabus putih. Ada seseorang membawa amplop cokelat, yang berisi simbol-simbol dari gabus putih, yaitu simbol bintang, hati, dan simbol bunga kamboja. Temuan ini telah diserahkan kepada pihak berwenang untuk didalami lebih lanjut, karena keluarga meyakini simbol tersebut membawa pesan tersembunyi.

2. Akun Instagram dan WhatsApp Sempat Aktif

Kejanggalan lain datang dari aktivitas digital almarhum. Kuasa hukum menyebutkan bahwa istri ADP, Meta Ayu – yang akrab disapa Pita – menemukan akun media sosial dan aplikasi perpesanan suaminya sempat aktif setelah dinyatakan meninggal dunia, padahal ponselnya dilaporkan hilang. “Kami baru dapat informasi dari istrinya atau keluarganya, Instagram milik almarhum on padahal sempat dikatakan HP-nya hilang,” ujar Nicholay Aprilindo. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Meta Ayu sempat mencoba mengirim pesan ke nomor WhatsApp milik suaminya dan pesan tersebut menunjukkan status terkirim dengan tanda centang dua.

3. Upaya Kontak Polsek Menteng Tak Direspons di Malam Kejadian

Istri almarhum, Meta Ayu, sempat menelpon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali, pada malam hari sebelum ADP ditemukan meregang nyawa. Namun tidak direspons. Hal itu disampaikan oleh Kuasa Hukum keluarga diplomat Kemenlu, Dwi Librianto. Kronologi dimulai saat Meta Ayu tidak bisa menghubungi suaminya sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20 WIB.

4. Bantahan Istri: Tidak Pernah Minta Penjaga Kos Menggeser CCTV

Tim kuasa hukum juga menyoroti adanya kejanggalan dalam keterangan penjaga kos kepada penyidik. Nicholay Aprilindo membantah keras pernyataan bahwa istri ADP pernah meminta posisi kamera pengawas (CCTV) diubah. “Dan perlu saya sampaikan keterangan dari istri almarhum bahwa istri almarhum yang bernama Meta Ayu tidak pernah meminta pergeseran CCTV,” tegas Nicholay. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai motif di balik keterangan penjaga kos tersebut.

929SHARES6kVIEWS
Pimpinan Redaksi
Author: Pimpinan Redaksi

Menulis membaca dan membagikan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x