Tokyo, 18 Juli 2025 – Hanya 2 hari sebelum pemungutan suara Upper House Jepang, ketidakpastian politik melanda pasar keuangan, memicu tekanan tajam pada yen dan obligasi pemerintah (JGB). Investor pun waspada—apa yang terjadi saat rakyat memilih?
📉 Yen Tergelincir, Yield Obligasi Hingga Rekor!
- Nilai tukar yen melemah ke level terendah dalam sebulan terakhir, mendekati kisaran ¥149 per dolar, akibat kekhawatiran kekalahan koalisi PM Shigeru Ishiba The Mighty 790 KFGO | KFGO+14Reuters+14Reuters+14.
- Obligasi jangka panjang Jepang mencetak yield 30-tahun tertinggi sejauh ini, 3,20%, setelah investor luntur keuangan negara The Business Times+2Reuters+2Reuters+2.
⚠️ Koalisi Ishiba Goyah, Partai Anti-Pajak Ikut Serang
- Polling menunjukkan koalisi Ishiba akan kehilangan mayoritas, memberi ruang bagi oposisi—seperti Sanseito dan DPP—untuk mendorong pemotongan pajak dan kebijakan fiskal ekspansif Financial Times+2The Times+2Wikipedia+2.
- Jika oposisi menang, diprediksi akan muncul lonjakan yield lebih tajam, karena kekhawatiran pembiayaan utang besar dan utang pemerintah membengkak Reuters.
💥 3 Skenario Risiko Pasca-Pemilu:
- Koalisi bertahan: yen dan obligasi bisa pulih, tetapi tetap diliputi ketidakpastian fiskal.
- Ishiba mundur, tapi LDP tetap dominan: volatilitas tinggi pada nilai tukar dan saham.
- Oposisi dominan: potensi reshuffle drastis, yield makin tinggi, juga risiko penurunan peringkat utang Wikipedia+4Reuters+4Reuters+4104.1 WIKY | Adult Contemporary Radio+12Reuters+12朝日新聞+12.
📊 Investor Global Siaga:
Wall Street dan pasar Asia lainnya bergerak optimis, tetapi Jepang menjadi pengecualian, merefleksikan kewaspadaan geopolitik dan struktur ekonomi Tokyo .
🧾 Kesimpulan Mendadak:
“Pemilu Jepang bukan hanya masalah kurs dan obligasi—ini soal masa depan ekonomi Jepang dan arah percakapannya terhadap dunia.”
Jika koalisi jatuh, dampaknya akan terasa luas: inflasi, utang, dan ruang gerak kebijakan Bank of Japan jadi taruhan besar. Investor global kini bertanya: apakah Jepang siap bangkit dari gejolak ini?